Sejarah Pedesaan
Pengertian
Sejarah pedesaan adalah sejarah dam arti
seluas luasnya. History is above all a
scient of change, demiian kata Marc Bloch. Kronologi masih tetap menjadi
ciri pokok dari prnrlitian sejarah; dengan kata lain, aspek prosesual dari
sejarahlah yang membedakannya dengan ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi dan
antropologi.
Sejarah pedesaan ialah sejarah yang
secara khusus meneliti tentang desa atau pedesaan, masyarakat petani, dan
ekonomi pertanian. Desa sebagai kesatuan terirorial dan admiistratif yang
terkecil di Indonesia sudah banyak mendapat perhatian dari para peneliti luar
ilmu sejarah. Dengan melihat perubahan dari sudut pandang sejarah, seperti
perkembangan demografi, laju menetisasi, laju proses ploretanisasi , sejarawan
pengamat pedesaan kiranya akan memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai prospek
pembangunan pedesaan. Untuk membedakan sejarah pedesaan yang menggarap
masyarakat petani dengan sejarah sosial, sejarah pedesaan harus selalu dapat
megembalikan permasalahan sejarah kepada desa dan pedesaan, atau kepada ekonomi
agraria pedesaan.
Ekonomi agraris tentu saja menjadi
bagian dari sejarah pedesaan. Perubahan yang terjadi di desa dan masyarakat
petani biasanya menyangkut perubahan ekonomi dari sebuah ekonomi subsibtence ke ekonomi exchange. Dalam hal ini
kelompok-kelompok sosial di desa, seperti pamong praja, pedagang, dan buruh
dapat dimasukkan ke dalam kategori ekonomi pertanian, sepanjang masih
berbasiskan kepada sumber-sumber pertanian.
Sejarah Penelitian
Dalam sejarah pedesaan dapat
dimasukkan dalam satuan-satuan: (1) ekosistem, (2) geografis, (3) ekonomis, dan
(4) budaya. Clifford Geerts dalam Agricultural
Infolution membedakan dua macam ekosistem di Indonesia, yaitu ekosistem
ladang di Indonesia luar dan Ekosistem sawah di Indonesia dala. Masih ada lagi tambahan ekosistem sagu di Indonesia timur,
dan tegalan di Madura. Seperti
diketahui di daerah perladangan pembentukan suku-suku merupakan hasil-hasil
natural dari tenik perladangan dengan slash
and burn atau shifting agriculture.
Daerah persawahan sebaliknya, tidak menunjukan ikatan geneoogis dalam
suku-suku, tetapi lebih condong kepada ikatan desa. Ini terjadi karena karena
pembekuan hutan, pembakaran pohon-pohon, dan pekerjaan perladangan adalah kerja
keluarga besar, sedangkan sawah dengan pengarirannya ialah kerja sama antar
desa tempat sumber dan aliranya lewat. Berbeda dengan daerah sawah dan ladang,
daerah tegalan menunjukan lemahnya baik ikatan keluarga besar maupun ikatan
desa. Sebab utamanya ialah tidak adanya keharusan kerja sama dalam pertanian
dan pengairan, karena tegal merupakan pertanian lahan kering, dan satuan tegal
berdiri sendiri-sendiri, sehingga tidak ada keperluan untuk membentuk sebuah
desa.
Dalam satuan-satuan geografis
terdapat berbagai macam hubungan antar pedesaan. Satuan geografis seperti
perbukitan, daerah aliran sungai, pantai, teluk, selat, dan pedalaman desa
dengan mempunyai hunungan-hubungan tertentu satu dengan lainya. Seperti misal,
hubungan antara pedesaan di daerah perbukitan dengan lembah. Dekat pengertianya
dengan satuan geografis ialah satuan ekonomis. Satuan ekonomis bisa menjadi
bagian dari satuan geografis, dan sebaliknya. Desa-desa di banten ternyata
mempunyai hubungan dengan desa-desa di Lampung, dalam arti banyak orang Banten
yang bekerja di desa-desa di Lampung. Dalam hal ini, selat sunda sebagai sebuah
satuan ekonomis sekaligus satuan geografis. Hanya dengan penelitian sejarah
pedesaan, tranformasi sosial itu dapat diterangkan secara empiris dan faktual.
Setelah melihat
kemungkinan-kemungkinan satuan penelitian, sehingga perlunya proses
perbandingan dengan penyilangan pada setiap satuan penelitian. Selanjutnya
perlu kita pertajam lebih dalam tentang prosesual penelitian satuan dengan
melihat periode yang katakanlah periode pra-kolonial, kolonial dan nasional.
Dengan berbagai aspek penelitian dan pertimbangan akan bisa menghasilkan sebuah
evolusi sosial dan ekonimi di pedesaan yang akan memperkaya khasanah sejarah.
Permasalahan
Sejarah ialah ilmu yang mmpelajari
perubahan-perubahan, dan kita dapat menggolongkan permasalahan dalam berbgaia
kelompok: (1) bangunan fisik, (2) satuan sosial, (3) lembaga sosial, (4)
hubungan sosial, dan (5) psiko-kultural.
Sejarah bangunan fisik pedesan masih
belum banyak mendapat perhtian dari sejarawan, sekalipun banyak sumber-sumber
tradisional dan belanda banyak membahasa mengenai pedesaan. Banyak perubahan
yang terjadi pada pertengahan abad ke-19 disebabkan mulai munculnya model
komunikasi sosial yang baru bagi masyarakat desa seperti pembangunan rel kereta
api dan jalan raya. Adapun masyarakat yang diperkenalkan tentang tanaman yang
baru seperti tebu, kopi, dan tembakau yang menjadikan adanya perubahan pada
sistem ekologi desa, bahkan nantinya juga bisa merubah sistem sosial secara menyeluruh
di pedesaan.
Satuan sosial di lingkungan desa dan
masyarakat petani sangat kaya dengan
prmasalahan sejarah. Keluarga, sesatuan desa, kelas sosial, kelompok agama dan
budaya, dan kelompok etnis, termasuk di sini. Dapat kita pelajari dari kesatuan
sosial dalam sistem di keluarga yang kongkret dari lingkungan keluarga besar
menganai perkembangan dan persebaran demografinya, mobilitas sosial antar
generasi. Apa yang dipermasalahkan bagi desa terkadang bukan yang bermakna
skala nasional, tetapi perbedaan antara aliran reformis dan tradisionalis dalam
islam misalnya, tidak selalu tentang ideologi tetapi tentang pengelompokan
sosial dan pengelompokan lokasi di desa.
Lembaga-lembaga desa yang berupa
pola hubungan sosial dan organisasi-organisasi sosial merupakan tema yang kaya
untuk dijadikan kajian. Termasuk di sini lembaga pemerintahan, keagamaan,
politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Sejarah pedesaan sebagai pengkajian mengenai
desa pada umumnya dapat pula membicarakan mengenai lembaga keagamaan di dalam
desa. Dekat dengan masalah keagamaan adalah maslah lembaga politik di desa,
sudah disinggung di atas bahwa dinamika politik desa kadang-kadang lain dengan
dinamika ditingkat nasiobal. Dengan politik di sini tidak selalu harus berarti
gerakan politik formal, tetapi dapat merupakan fraksi-fraksi perorangan atau
keluarga.
Komentar
Posting Komentar